Kamis, 18 Februari 2016

Derajat Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran akibat bising ialah gangguan pendengaran yang disebabkan akibat terpajan oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya disebabkan oleh bising di lingkungan kerja. Bising lingkungan kerja merupakan masalah utama pada kesehatan kerja di berbagai negara. Hubungan antara paparan bising yang berlebihan dan kehilangan pendengaran telah dikenal sejak zaman kuno.

Awal studi epidemiologi, gangguan pendengaran yang disebabkan oleh bising mengeksplorasi adanya hubungan atau faktor resiko antara pekerjaan, paparan tingkat kebisingan dan derajat gangguan pendengaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek bising mesin elektronika terhadap gangguan fungsi pendengaran. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional study.

Sampel berjumlah 20 orang yang diambil dari pekerja di tempat bermain timezone dan amazone. Data diperoleh melalui kuisioner dan pemeriksaan fungsi pendengaran dengan menggunakan Audiometri. Data dianalisis dengan menggunakan Statistical Program Product and Service Solution (SPSS) dan menggunakan uji Fisher Exact.

Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Terdapat gangguan pendengaran sebesar 75 % pada seluruh pekerja. Hasil analisis bivariat menunjukan ada hubungan yang bermakna antara gangguan pendengaran dengan tingkat intensitas bising (p =  0,032).  Gangguan pendengaran yang paling banyak diderita oleh pekerja adalah tuli sensorineural (persepsi) yang umumnya terjadi pada kedua telinga. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pekerja yang bekerja pada intensitas bising yang tinggi memiliki resiko lebih besar menderita gangguan pendengaran.

Derajat Gangguan Pendengaran

  • 0-10-25 dB Normal
  • 26-40 dB Tuli Ringan
  • 41-60 dB Tuli Sedang
  • 61-90 dB Tuli Berat
  • > 90 dB Tuli Sangat Berat



derajat gangguan pendengaran